Jam 9.30 saya dan Dayang Enny sudah dijemput oleh PP Irma dan PP Huges (ini dikenalkan dengan nama ini, sekarang saya sampe lupa nama aslinya beliau siapa. Maaf yaaa). Meeting dilakukan disalah satu café yang terkenal dengan croissant nya. Sesampai disana, Pres Agung (yang merupakan recycle President) sedang sibuk mempersiapkan LCD yang sepertinya tidka mau bekerjasama dengan laptopnya.
Sambil ngobrol-ngobrol, saya sempat komentar, bahwa di Rotary inilah tempat kita (yang mungkin sudah jadi leaders ditempat kerja), mengasah emphaty. Di Rotary, kita masih harus “hands on” mempersiapkan segala sesuatunya, seperti waktu kita memulai karir J. Jadi next time, di tempat kerja, emphaty kita akan lebih terasah, lebih sabar dan memilih pendekatan “humanity” and “inspirasi” untuk mencapai tujuan. Di Rotary yang dibutuhkan Clubs adalah inspirasi, dimana members tergerak untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Clubs.
Setelah mendengarkan presentasi President dan members, saya merasakan kebanggaan luarbiasa dengan RC ini. Member-membernya berdedikasi luarbiasa, seperti PP Yenita, PP Irma, Pres Agung dan member lainnya, to keep the Club ‘alive’.
Dikarenakan meeting yang tidak teratur (harus diakui, COVID selama hampir 3 tahun memang berpengaruh luarbiasa terhadap keguyuban clubs), members menjadi saling tidak terkoneksi. President dan beberapa member lama jadi pontang panting menjaga “kehidupan” club. President sampai menggunakan nama Club untuk kegiatan CSR dari perusahaannya. Asal ada ajah “nama Club” demikian disampaikan President Agung. Well…luarbiasa sekali usahanya yaa, tetapi biasanya hal ini menjadi ‘incidental” projek saja dan karena member tidak terlibat, biasanya tidak ada kelanjutan dari proyeknya.
Alhasil, biasanya President menjadi Lelah mencari dan membuat kegiatan, belum lagi ditagih RI dues dan kadang member-member yang tidak merasa terlibat dengan kegiatan club.. merasa sedikit keberatan membayar iuran. Jadi seperti lingkaran setan yaaa…dan ini adalah tantangan yang sering dihadapi oleh club kecil.
Terus bagaimana donk solusinya? Dari hasil diskusi hari itu, kita sepakat bahwa Club harus berkonsentrasi untuk meng’guyub’kan members dulu dengan membuat meeting secara teratur, dan memikirkan proyek apa yang dapat dilakukan oleh Club yang sifatnya berkelanjutan. No matter how small. Nah khan balik lagi ke framework “Rotary Action Plan” ya…
By the way, RC Semarang Indraprasta ini adalah club yang melahirkan RC Semarang Kunthi. Salah satu club yang vibrant di district kita.
Ayook.. semangaaat Pres! Dimulai dengan pelantikan satu member baru yang merupakan agenda pamungkas yang manis dari DG visit ke Club Semarang Indraprasta pagi itu.